Friday, 16 December 2016

MENGENAL FISIKA DAN TIPS BELAJAR

Kabar nunukan.co, 13 Juli 2016

Oleh Angga Passakanawang


Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam tidak hidup dalam lingkup ruang dan waktu. Aplikasi fisika sendiri dapat dilihat pada kemajuan teknologi sekarang ini seperti lampu, laptop, pembangkit listrik dan masih banyak lagi. Pengetahuan fisika adalah pengetahuan yang di bangun (konstruktivisme). Ilmunya dipelajari mulai dari yang sederhana sampai rumit, sehingga sangat penting untuk memahami pondasinya. Pondasi utama dalam pelajaran ini adalah kemampuan kita dalam mengenal besaran dan satuan, dilanjutkan dengan kemampuan mengukur dengan berbagai alat ukur. Selanjutnya adalah memahami konsep hukum-hukum atau aturan-aturan dan persamaannya. Tahap yang lebih rumit adalah  menghubungkan berbagai konsep dan persamaan dalam sebuah kejadian. Terbangunnya pemahaman fisika sangat tergantung juga pada kemauan dan usaha kita mempelajarinya.
Kebanyakan pelajar terkendala pada persamaan-persamana fisika yang jumlahnya tidak sedikit. Untuk mengatasi itu, Professor Yohanes Surya menggunakan istilah “titik kritis” dalam belajar. Yang dimaksud dengan titik kritis belajar adalah keadaan dimana pelajaran melekat di dalam diri dan sulit untuk dilupakan. Sama seperti ketika kita membengkokkan kayu, apabila mencapai titik kritis, maka kayu tersebut akan patah dan tidak bisa kembali kebentuk semula. Hal lain yang menyebabkan kegagalan dalam belajar fisika adalah pola pikir negatif yang berkembang dikalangan pelajar bahwa fisika itu adalah hal yang sulit, padahal fisika sebenarnya adalah pelajaran yang mudah jika kita mempelajarinya dengan metode yang tepat. Titik kritis dalam pelajaran fisika adalah ketika kita mengetahui mengapa sebuah persamaan atau rumus digunakan. Dengan mengetahui mengapa, maka rumus atau persamaan yang pernah kita pelajari akan teringat dengan sendirinya begitu kita membaca soal. Sebagai contoh, pada persamaan momentum (P = m x v) dimana P adalah momentum, m adalah massa dan v adalah kecepatan, mengapa di gunakan rumus tersebut? Jawabannya, karena efek kerusakan dalam sebuah tabrakan di pengaruhi oleh massa benda dan kecepatan benda itu.
Beberapa pengetahuan abstrak dalam ilmu fisika memerlukan kajian matematika dalam penyelesaian persamaannya. Pengetahuan tentang penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian adalah matematika dasar yang menjadi modal dalam penyelesaian persoalan fisika. Jika fisika diibaratkan sebuah mesin, maka matematika berperan sebagai olinya. Akan tetapi, tidak semua konsep fisika harus diselesaikan dengan bahasa matematika. Cara sederhana dalam mengukur kemampuan matematika anak pada pendidikan dasar adalah dengan menggunakan jari tangan. Menunjukkan jari kemudian meminta anak tersebut menyebutkan jumlah jari yang dilihatnya. Jari-jari yang kita tunjukkan haruslah variatif. Contohnya memperlihatkan angka satu tidak boleh hanya terpaku pada jari telunjuk saja tetapi bisa menggunakan jari yang lain. Demikian juga dengan angka-angka yang lain. Tujuannya agar konsentrasi anak bukan pada wujud melainkan pada jumlah yang di tunjukkan. Kecepatan seorang anak menyebutkan jumlah jari yang kita tunjukkan, menunjukkan kemampuan matematikanya yang relatif baik.
Menghitung dan menggunakan persamaan dalam fisika sama seperti sepak bola. Kita tidak akan pernah bisa bermain sepakbola jika kita hanya menghabiskan waktu untuk menonton tanpa bermain. Kuncinya adalah banyak berlatih mengerjakan soal. Tentunya hal ini tidak dicapai dalam waktu yang singkat. Belajar disekolah saja tidak cukup. Beberapa langkahyang dapat dilakukan ketika berlatih mengerjakan soal-soal di rumah sebagai berikut :
1.       Berdo’a
Berdo’a sebelum dan sesudah belajar akan memberikan kekuatan batin kepada seseorang sehingga dalam proses belajarnya selalu terarah pada hal-hal yang positif.
2.       Mengetahui motivasi belajar
Motivasi belajar sangat beragam bagi setiap pelajar, ada yang termotivasi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, menggapai cita-cita, membanggakan orang tua, ingin menuntaskan pelajaran tertentu dan lain sebagainya. Dengan mengetahui motivasi belajar, kita tidak akan mudah bosan dalam belajar sesuatu.
3.       Menetapkan target
Segala bentuk kegiatan tentu mempunyai target, tidak terkecuali dalam belajar. Target belajar harus di tetapkan agar kita bisa belajar dengan terarah atau fokus pada yang diharapkan. Misalnya, minggu ini ingin lancar melakukan konversi satuan massa. Maka belajarlah sampai target yang diinginkan benar-benar terpenuhi, dalam artian lancar melakukan konversi satuan.
4.       Membagi waktu
Membagi waktu itu sangat penting. Kebanyakan pelajar gagal dalam belajar karena kehilangan waktu belajarnya. Apabila kita ingin sukses belajar maka kita harus bisa membagi waktu kapan harus bermain, bercanda dengan teman-teman, kapan waktu untuk belajar dan yang paling penting juga adalah menyediakan waktu untuk istirahat. Sebaiknya waktu istirahat dalam belajar tidak lebih dari 30 menit. Dalam membagi waktu belajar, di upayakan untuk tidak menggeser-geser waktu belajar.
5.       Mengumpulkan referensi
Referensi juga adalah hal utama dalam belajar. Semakin banyak referensi yang dimiliki, maka semakin besar pula peluang untuk sukses dalam belajar. Referensi bisa di dapatkan di perpustakaan, catatan sekolah, ataupun melalui internet.
6.       Memilih waktu dan tempat belajar yang tepat
Waktu dan tempat belajar yang tepat adalah waktu dimana kita bisa belajar dengan nyaman tanpa ada gangguan. Otak kita bekerja dengan mengumpulkan informasi kemudian menyimpannya pada saat tidur. Sehingga beberapa ahli menyarankan bahwa waktu belajar yang baik adalah sebelum dan sesudah tidur
7.       Memahami gaya belajar sendiri
Gaya belajar seseorang sangat bervariasi, ada orang  yang hanya dengan membaca bisa memahami pelajarannya, ada juga orang yang butuh gambar (visual) atau suara untuk memahami pelajarannya. Apabila seseorang mampu mengetahui cara belajarnya maka materi apapun dengan cepat dapat di pahami.
8.       Bertanyalah kepada yang lebih tahu
Pepatah klasik mengatakan malu bertanya sesat di jalan. Hal ini berlaku juga dalam belajar. Jika kita mengalami kesulitan lebih baik untuk bertanya kepada guru, teman, orang tua atau siapa saja yang lebih tahu persoalan itu.
Tidak ada pelajaran yang dapat di pahami secara instan. Semuanya membutuhkan usaha yang maksimal. Apakah kita harus diam dengan kemampuan kita sekarang? Tentu saja tidak, karena manusia haruslah selalu belajar dan belajar

0 comments:

Post a Comment