Kabar nunukan.co, 13 Juli 2016
Oleh Angga Passakanawang
Fisika adalah
ilmu yang mempelajari gejala alam tidak hidup dalam lingkup ruang dan waktu. Aplikasi
fisika sendiri dapat dilihat pada kemajuan teknologi sekarang ini seperti
lampu, laptop, pembangkit listrik dan masih banyak lagi. Pengetahuan fisika
adalah pengetahuan yang di bangun (konstruktivisme). Ilmunya dipelajari mulai
dari yang sederhana sampai rumit, sehingga sangat penting untuk memahami
pondasinya. Pondasi utama dalam pelajaran ini adalah kemampuan kita dalam
mengenal besaran dan satuan, dilanjutkan dengan kemampuan mengukur dengan
berbagai alat ukur. Selanjutnya adalah memahami konsep hukum-hukum atau
aturan-aturan dan persamaannya. Tahap yang lebih rumit adalah menghubungkan berbagai konsep dan persamaan
dalam sebuah kejadian. Terbangunnya pemahaman fisika sangat tergantung juga
pada kemauan dan usaha kita mempelajarinya.
Kebanyakan
pelajar terkendala pada persamaan-persamana fisika yang jumlahnya tidak
sedikit. Untuk mengatasi itu, Professor Yohanes Surya menggunakan istilah
“titik kritis” dalam belajar. Yang dimaksud dengan titik kritis belajar adalah
keadaan dimana pelajaran melekat di dalam diri dan sulit untuk dilupakan. Sama
seperti ketika kita membengkokkan kayu, apabila mencapai titik kritis, maka
kayu tersebut akan patah dan tidak bisa kembali kebentuk semula. Hal lain yang
menyebabkan kegagalan dalam belajar fisika adalah pola pikir negatif yang
berkembang dikalangan pelajar bahwa fisika itu adalah hal yang sulit, padahal
fisika sebenarnya adalah pelajaran yang mudah jika kita mempelajarinya dengan
metode yang tepat. Titik kritis dalam pelajaran fisika adalah ketika kita
mengetahui mengapa sebuah persamaan atau rumus digunakan. Dengan mengetahui
mengapa, maka rumus atau persamaan yang pernah kita pelajari akan teringat
dengan sendirinya begitu kita membaca soal. Sebagai contoh, pada persamaan
momentum (P = m x v) dimana P adalah momentum, m adalah massa dan v adalah
kecepatan, mengapa di gunakan rumus tersebut? Jawabannya, karena efek kerusakan
dalam sebuah tabrakan di pengaruhi oleh massa benda dan kecepatan benda itu.
Beberapa
pengetahuan abstrak dalam ilmu fisika memerlukan kajian matematika dalam penyelesaian
persamaannya. Pengetahuan tentang penjumlahan, pengurangan, pembagian dan
perkalian adalah matematika dasar yang menjadi modal dalam penyelesaian
persoalan fisika. Jika fisika diibaratkan sebuah mesin, maka matematika
berperan sebagai olinya. Akan tetapi, tidak semua konsep fisika harus
diselesaikan dengan bahasa matematika. Cara sederhana dalam mengukur kemampuan
matematika anak pada pendidikan dasar adalah dengan menggunakan jari tangan. Menunjukkan
jari kemudian meminta anak tersebut menyebutkan jumlah jari yang dilihatnya.
Jari-jari yang kita tunjukkan haruslah variatif. Contohnya memperlihatkan angka
satu tidak boleh hanya terpaku pada jari telunjuk saja tetapi bisa menggunakan
jari yang lain. Demikian juga dengan angka-angka yang lain. Tujuannya agar
konsentrasi anak bukan pada wujud melainkan pada jumlah yang di tunjukkan.
Kecepatan seorang anak menyebutkan jumlah jari yang kita tunjukkan, menunjukkan
kemampuan matematikanya yang relatif baik.
Menghitung dan
menggunakan persamaan dalam fisika sama seperti sepak bola. Kita tidak akan
pernah bisa bermain sepakbola jika kita hanya menghabiskan waktu untuk menonton
tanpa bermain. Kuncinya adalah banyak berlatih mengerjakan soal. Tentunya hal
ini tidak dicapai dalam waktu yang singkat. Belajar disekolah saja tidak cukup.
Beberapa langkahyang dapat dilakukan ketika berlatih mengerjakan soal-soal di
rumah sebagai berikut :
1.
Berdo’a
Berdo’a sebelum dan sesudah belajar akan memberikan
kekuatan batin kepada seseorang sehingga dalam proses belajarnya selalu terarah
pada hal-hal yang positif.
2.
Mengetahui motivasi belajar
Motivasi belajar sangat beragam bagi
setiap pelajar, ada yang termotivasi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup,
menggapai cita-cita, membanggakan orang tua, ingin menuntaskan pelajaran tertentu
dan lain sebagainya. Dengan mengetahui motivasi belajar, kita tidak akan mudah
bosan dalam belajar sesuatu.
3.
Menetapkan target
Segala bentuk kegiatan tentu
mempunyai target, tidak terkecuali dalam belajar. Target belajar harus di
tetapkan agar kita bisa belajar dengan terarah atau fokus pada yang diharapkan.
Misalnya, minggu ini ingin lancar melakukan konversi satuan massa. Maka
belajarlah sampai target yang diinginkan benar-benar terpenuhi, dalam artian lancar
melakukan konversi satuan.
4.
Membagi waktu
Membagi waktu itu sangat penting. Kebanyakan
pelajar gagal dalam belajar karena kehilangan waktu belajarnya. Apabila kita
ingin sukses belajar maka kita harus bisa membagi waktu kapan harus bermain,
bercanda dengan teman-teman, kapan waktu untuk belajar dan yang paling penting
juga adalah menyediakan waktu untuk istirahat. Sebaiknya waktu istirahat dalam
belajar tidak lebih dari 30 menit. Dalam membagi waktu belajar, di upayakan
untuk tidak menggeser-geser waktu belajar.
5.
Mengumpulkan referensi
Referensi juga adalah hal utama dalam
belajar. Semakin banyak referensi yang dimiliki, maka semakin besar pula
peluang untuk sukses dalam belajar. Referensi bisa di dapatkan di perpustakaan,
catatan sekolah, ataupun melalui internet.
6.
Memilih waktu dan tempat belajar yang tepat
Waktu dan tempat belajar yang tepat
adalah waktu dimana kita bisa belajar dengan nyaman tanpa ada gangguan. Otak
kita bekerja dengan mengumpulkan informasi kemudian menyimpannya pada saat
tidur. Sehingga beberapa ahli menyarankan bahwa waktu belajar yang baik adalah
sebelum dan sesudah tidur
7.
Memahami gaya belajar sendiri
Gaya belajar seseorang sangat bervariasi, ada orang yang hanya dengan membaca bisa memahami
pelajarannya, ada juga orang yang butuh gambar (visual) atau suara untuk
memahami pelajarannya. Apabila seseorang mampu mengetahui cara belajarnya maka
materi apapun dengan cepat dapat di pahami.
8.
Bertanyalah kepada yang lebih tahu
Pepatah klasik mengatakan malu bertanya sesat di jalan. Hal ini
berlaku juga dalam belajar. Jika kita mengalami kesulitan lebih baik untuk
bertanya kepada guru, teman, orang tua atau siapa saja yang lebih tahu
persoalan itu.
Tidak ada pelajaran yang dapat di pahami secara
instan. Semuanya membutuhkan usaha yang maksimal. Apakah kita harus diam dengan
kemampuan kita sekarang? Tentu saja tidak, karena manusia haruslah selalu
belajar dan belajar
0 comments:
Post a Comment