Wednesday 21 December 2016

Kami Tak Mengenal "Om Telolet Om"

foto: berbagaigadget.com
Saat "om telolet om" membahana di seluruh media sosial, kami di sini malah kebingungan mencari artinya. Beruntunglah karena ada internet. kalau tidak, maka selamanya kami akan terus bertanya. Istilah "om telolet om" memang tidak terkenal di perbatasan. Teriakan ini hanya terdengar di jalan-jalan raya yang dilalui bus. Biasanya diteriakkan oleh anak-anak kecil. Jadi tidak mungkin anak-anak di perbatasan seperti kami pernah mendengarnya. Bus saja jarang kami lihat.
Anehnya, teman-teman kami ikut membuat status yang sama dengan anak-anak kota. Mereka terbawa viralisme. Semacam pengendalian pikiran. Koneksi on line membuat otak juga on line. Entah di mana servernya, entah siapa mereka dan entah bagaimana caranya. Begitu mudahnya kita di bawa dalam satu arus yang sama. kami yang lebih suka mendengar suara perahu nelayan yang datang membawa hasil tangkapan, tiba-tiba dipaksa dunia untuk mendengarkan suara klakson bus. 
Ini semakin mengkhawatirkan. bisa -bisa kita digiring pada kebodohan dan pembodohan, saat viralisme ini semakin kuat dalam pemikiran . Hanya dengan dua sampai tiga kata, kita kemudian lupa pada kesenjangan kita dan negara tetangga. 
Aksi ikut-ikutan sudah terlalu banyak akhir-akhir ini. cukup sudah. Kami ingin menjadi penemu, bukan penjiplak. Ajarilah kami hal-hal baik. Bangkitkanlah kami dari kebodohan
by admin

0 comments:

Post a Comment